Kamis, 15 Mei 2014

Jurnal Penyesuaian vs Jurnal Koreksi




Dalam akuntansi, jurnal koreksi perlu dibuat dengan maksud untuk mengkoreksi nilai transaksi yang telah salah dibukukan dan atau juga untuk mengkoreksi penggunaan klasifikasi akun yang salah (salah dalam mengidentifikasi akun) untuk mengkoreksi penggunaan klasifikasi akun

Pada akhir periode pembukuan kita sering dihadapkan pada beberapa jurnal atau transaksi yang tidak sesuai dan selisih. Untuk itu kita perlu beberapa jurnal perbaikan agar laporan keuangan yang kita buat menjadi balance. Terkadang yang kita butuhkan jurnal penyesuaian, tetapi tak jarang pula kita memerlukan junal koreksi untuk mengoreksi transaksi yang sudah kita bukukan.
Berikut ini akan kita lihat perbedaan antara jurnal koreksi dengan jurnal penyesuaian sehingga akan mempermudah kita untuk memisahkan transaksi mana yang harus dikoreksi dan mana yang penyesuaian. Adalah penting untuk dapat membedakan antara jurnal koreksi dengan jurnal penyesuaian.


Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjusting Journal Entry)
Ayat jurnal penyesuaian atau adjusting journal entry adalah jurnal yang disusun pada akhir periode akuntansi untuk menandingkan pendapatan dan beban pada periode pengakuan yang sama. Jurnal yang disusun pada akhir periode

Ayat jurnal penyesuaian atau adjusting journal entry adalah  jurnal yang disusun pada akhir periode akuntansi untuk menandingkan pendapatan dan beban pada periode pengakuan yang sama. Ayat jurnal penyesuaian memastikan bahwa prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) dan prinsip penandingan (matching principle) telah dipenuhi.
Prinsip penandingan mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait dalam periode yang sama. Proses biaya (cost) menjadi beban (expenses) termasuk dalam konsep penandingan. Dalam proses ini perlu dipahami perbedaan antara biaya dan beban.
Prinsip penandingan sendiri memenuhi asumsi dasar akuntansi, yaitu periodik (periodicity). Penandingan pendapatan dan beban memenuhi pelaporan keuangan yang harus dibagi dalam periode akuntansi. Untuk menentukan dalam periode mana pelaporan pendapatan atau beban dilakukan bergantung pada apakah akuntan menerapkan cash basis atau accrual basis. Dalam asumsi akuntansi akrual, pengakuan terhadap pendapatan atau beban diakui saat terjadi bukan pada saat penerimaan atau pengeluaran kas. Konsep pengakuan pendapatan berdasarkan akuntansi akrual mengharuskan organisasi mengakui pendapatan untuk setiap kas yang diterima atau akan diterima dari transaksi penghasilan. Proses menandingkan antara pendapatan dan beban terkait pada periode yang sama menuntut disusunnya ayat jurnal penyesuaian untuk memutakhirkan data sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.


Sebagai contoh, sebuah organisasi membayar sewa kantor sebesar Rp 36 juta untuk jangka
waktu sewa tiga tahun pada 1 Januari 2010. Pada saat pembayaran sewa dibukukan jurnal :
Sewa Dibayar di Muka
36.000.000


Bank

36.000.000




Maka setiap akhir bulan, organisasi akan menyusun jurnal penyesuaian karena jangka waktu sewa dibayar di muka tersebut berkurang setiap bulannya. Misalnya, per 31 Januari 2010, dibukukan jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Biaya Sewa Kantor
1.000.000


Sewa Dibayar di Muka
1.000.000




Dalam contoh tersebut, ketika membayar Rp 36 juta pada 1 Januari 2010, organisasi mencatat sewa dibayar di muka sebagai aset (unexpired cost). Pada 31 Desember 2010, organisasi mengakui beban sewa dua belas bulan, maka expired cost adalah 12 juta,  sementara yang belum expired adalah 24 juta. Artinya, beban sewa (expired cost) di laporan laba rugi adalah 12 juta dan sewa di bayar di muka (unexpired cost) dilaporan pada neraca sebesar 24 juta.
Akuntan akan/perlu membuat jurnal penyesuaian atas transaksi yang pada awal mulanya telah dicatat secara benar (tidak salah dalam membukukan nilai maupun tidak salah dalam penggunaan akun) dalam rangka memperbaharui data akuntansi dengan cara menentukan secara tepat: berapa besarnya bagian dari jumlah penerimaan yang diterima di muka yang telah menjadi pendapatan untuk periode berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah penerimaan yang diterima di muka (dalam periode berjalan) yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang, berapa besarnya bagian dari jumlah pengeluaran yang telah menjadi beban untuk periode berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah pengeluaran periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai beban untuk periode mendatang, berapa besarnya jumlah beban periode berjalan yang harus diakui meskipun pembayarannya belum dilakukan, dan berapa besarnya jumlah pendapatan periode berjalan yang harus diakui meskipun penagihan kasnya belum diterima.
JURNAL KOREKSI
Jurnal koreksi diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan transaksi (baik yang diketahui di periode yang sama maupun yang yang berbeda). sesederhana itu teorinya. Pada kenyataannya, tidak sedikit teman-teman di bagian akuntansi tidak yakin (lalu menjadi tidak cukup percaya diri) dalam melakukan koreksi, takut salah. Tetapi, bisa saya maklumi.
Penggunaan istilah jurnal koreksi (pembetulan) sering ditukar atau dicampuradukan dengan jurnal penyesuaian. Padahal sudah jelas, secara harfiah yang namanya koreksi ya untuk memperbaiki kesalahan. Sedangkan jurnal penyesuaian diperlukan hanya untuk menyesuaikan pencatatan akibat penggunaan metode akrual, pengalokasian beban secara gradual, atau akibat adanya perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan (misal: perubahan estimasi atau metode penghitungan). Bukan untuk melakukan koreksi terhadap kesalahan pencatatan!
Tidak sedikit teman-teman pegawai accounting (terutama pemula) yang dibikin bingung oleh kedua istilah ini. Penggunaannya menjadi simpang siur parahnya kesimpangsiuran ini mengakibatkan sulitnya memahami cara memperbaiki kesalahan pencatatan (jurnal)
Pada dasarnya, semua jenis kesalahan jika memungkinkan, seharusnya dikoreksi. Namun ada beberapa kondisi yang membuat tidak semua kesalahan memerlukan jurnal koreksi karena akan betul dengan sendirinya di periode (bulan/tahun) berikutnya. Kesalahan seperti apa yang membutuhkan jurnal koreksi/pembetulan dan kesalahan seperti apa yang tidak? Bagaimana membuat jurnal koreksi?
Kesalahan pencatatan bisa saja diketehaui di periode yang sama (misal: transaksi periode 2011 kesalahannya diketahui di tahun 2011) atau di periode yang berbeda (transaksi tahun 2011 baru diketahui di tahun 2012).
Agar tidak membingungkan sekalilagi saya akan tetap memakai istilah jurnal koreksi termasuk untuk kesalahan yang diketahui di periode yang sama. Kesalahan bisa berupa kesalahan klasifikasi atau kesalahan jumlah (salah hitung atau salah input):
1.      Kesalahan Klasifikasi – Untuk kesalahan klasifikasi, tinggal dibuatkan jurnal reklasifikasi. Misalnya: PT. RSUP menggunakan periode buku tahunan. Tanggal 25 Agustus 2011 diketahui terjadi kesalahan pencatatan atas transaksi tanggal 10 Juli 2011 berupa pembelian mesin senilai Rp 60,000,000 yang dimasukan ke dalam kelompok ‘Aktiva Tetap Bangunan’. Karena kesalahan diketahui di periode yang sama dimana penyusutan atas aktiva tetap tersebut belum dicatat, maka yang di reklasifikasi hanya nilai perolehannya, sehingga jurnal reklasifikasinya adalah sbb:
Aktiva Tetap – Mesin = Rp 60,000,000
Aktiva Tetap – Bangunan = Rp 60,000,000

2.       Kesalahan Jumlah – Misalnya: Pada tanggal 25 Agustus diketahui telah terjadi kesalahan pencatatan atas pembayaran listrik tanggal 15 Agustus 2011 yang sebesar Rp 15,000,000 dimasukkan hanya Rp 1,500,000. Koreksi atas kesalahan jumlah bisa dilakukan dengan cara memasukan jumlah selisihnya:
Biaya Listrik = Rp 13,500,000
Kas/Utang PLN = Rp 13,500,000
(Rp 15,000,000 – Rp 1,500,000 = Rp 13,500,000)
Dalam akuntansi, jurnal koreksi perlu dibuat dengan maksud untuk mengkoreksi nilai transaksi yang telah salah dibukukan dan atau juga untuk mengkoreksi penggunaan klasifikasi akun yang salah (salah dalam mengidentifikasi akun). Sedangkan jurnal penyesuaian, dibuat dengan tujuan untuk memperbaharui data akuntansi agar supaya menjadi lebih akurat.
Secara garis besar dapat disimpulkan di sini bahwa jurnal koreksi dibuat atas kesalahan yang terjadi dalam awal mulanya transaksi tersebut dicatat dan dibukukan (baik salah nilai maupun akun). Sedangkan jurnal penyesuaian dibuat bukan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam awal mulanya transaksi dicatat, melainkan untuk memenuhi konsep akrual dan deferral dalam akuntansi.
Selalu diakhir tulisan Tidak Pernah Terlambat Untuk Belajar”
Salam Blogger
Boston sofian naibaho

1 komentar: